Loading...

TENTANG PERNIKAHAN (AGAR ENGKAU TENANG BERSAMAKU)

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari seorang laki-laki yang dikenal dengan Nabi Adam a.s. kemudian seorang perempuan yang bernama Hawa. Dari Adam dan Hawa, kemudian berkembang sehingga menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak. Dari laki-laki dan perempuan yang banyak tersebut kemudian menjadi bangsa-bangsa dan suku-suku. Allah mengkhabarkan tentang ini di dalam Al-Qur'an Surat Al-Nisa': 1


Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Al-Qur'an Surat Al-Hujurat:13

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

Al-Khozin dalam tafsirnya menceritakan “Ketika telah selesai penciptaan Nabi Adam a.s., Nabi Adam a.s. tertidur, Kemudian diciptakan Ibu Hawa dari salah satu tulang rusuk dari tulang-tulang rusuknya yang pendek. Ketika Nabi Adam a.s. terbangun dari tidurnya, Belia melihat Hawa sedang duduk di dekat kepala Adam a.s. dan berkata kepadanya: “Siapa engkau?”. Ibu Hawa menjawab “wanita”. Nabi Adam a.s. bertanya lagi: “Untuk apa engkau diciptakan?”. Ibu Hawa menjawab: “Aku diciptakan agar engkau tenang bersamaku”[1]. Kemudian Nabi Adam a.s. menjulurkan tangannya, Seketika itu Allah melarangnya sampai diberikan kepada Ibu Hawa maharnya berupa membaca Sholawat kepada Rasulullah Muhammad SAW.[2]

Naluri Insaniyah yang dimiliki setiap manusia untuk selalu condong dan ingin bersama dengan lawan jenisnya. Sehingga kebersamaan antara laki-laki dan perempuan merupakan salah satu hal yang dapat memberikan ketenangan. Tafsir Ar-Razi memberikan gambaran kenapa ketika Nabi Adam a.s. melihat seorang perempuan yang bernama Hawa, seketika itu langsung condong dan menyukainya. Hal tersebut dikarenakan Ibu Hawa adalah satu jenis dengan Nabi Adam yaitu sama- sama manusia. Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 189

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia merasa ringan (Beberapa waktu). kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami anak yang saleh, tentulah Kami termasuk orang-orang yang bersyukur".

Surat Ar-Rum Ayat 21

Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Tidak ada keraguan sedikitpun, bahwa cinta antara laki-laki dan perempuan adalah sebuah fitrah, fitrah fi al-thabi'iyyah insaniyyah. Bahkan Allah SWT mengibaratkan saling ketergantungan antara manusia bagaikan pakaian bagi satu sama lain. Hal ini difirmankan Allah SWT di dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah Ayat 187[3]

Artinya : mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.

Pastinya sudah diketahui bahwa pakaian adalah salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi. Begitu juga pasangan, laki-laki adalah kebutuhan primer bagi perempuan dan sebaliknya yang sudah selayaknya saling membutuhkan satu sama lain.

Oleh karena itu, untuk mengatur naluri insaniyyah, saling membutuhkan antara laki-laki dan perempuan ini, Islam mensyariatkan pernikahan. Pensyariatan pernikahan di dalam Islam ini, selain untuk wadah menyalurkan naluri insaniyyah secara halal, juga mengatur agar hak dan kewajiban antara suami dan istri dapat terpenuhi, termasuk di dalamnya adalah agar tidak terjadi kerancuan nasab atau keturunan.



[1] Tafsir Al-Khozin

[2] Ianatut Tholibin, Juz. 4 Halm. 347

[3] Tafsir Al-Wasith, Sayyid Tanthowi, Surat Ali Imran ayat 14

pernikahan 7981904781219591138

Posting Komentar

emo-but-icon

Beranda item

follow us

Popular Posts

Random Posts

Flickr Photo